PT KP PRESS - Kurs rupiah pada Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) berhasil menguat di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) setelah pelemahan dua hari berturut-turut pada sesi sebelumnya.
KONTAK PERKASA FUTURES - Mengutip Bloomberg, rupiah ke Rp 15.567 per dolar AS atau menguat 0,49%. Sementara itu, di pasar spot, rupiah ke Rp 15.580 per dolar AS atau melemah 0,72%. Merupakan pemelahan dua hari beruntun. Pasar valuta Asia, dolar dan yen mempertahankan penguatannya. Lonjakan harga minyak gagal menenangkan saraf pasar, lemahnya permintaan bahan bakar menggarisbawahi prospek suram ekonomi global. PT KONTAK PERKASA - Greenback duduk tepat di bawah puncak dua pekan terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya. Safe-haven yen Jepang bertahan di 107,83 per dolar. "Bear (Beruang) tentu saja di atas angin," kata Chris Weston, kepala penelitian di pialang Melbourne Pepperstone, menambahkan bahwa sulit untuk bertaruh terhadap dolar dalam iklim seperti itu. Pemulihan harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) keluar dari wilayah negatif, tetapi dengan harga sedikit di bawah US$ 14 per barel. "Realitas minyak telah memicu penilaian kembali seluruh aset berisiko," kata analis National Australia Bank FX Rodrigo Catril. "Dolar sekali lagi menunjukkan atribut safe haven-nya." Source : kontan.co.id
0 Comments
PT KP PRESS - Minyak mentah Amerika Serikat (AS) melonjak lebih dari US$ 20 per barel pada pembukaan perdagangan Selasa (21/4).
KONTAK PERKASA FUTURES - Walau rebound, namun harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) ini tetapi masih diperdagangkan di bawah US$ 0 setelah terjun ke wilayah negatif untuk pertama kalinya dalam sejarah. Anjloknya harga minyak WTI terseret oleh kekenyangan pasokan dan permintaan minyak mentah yang melorot karena pandemi virus corona. PT KONTAK PERKASA - Mengutip Reuters, Selasa (21/4) pukul 06.30 WIB, harga minyak mentah WTI untuk kontrak pengiriman Mei 2020 naik US$ 21,96 ke -US$ 15,67 per barel. Ini terjadi setelah harga minyak WTI ditutup di -US$ 37,63 per barel pada sesi sebelumnya. PT KONTAK PERKASA FUTURES - Sebagai catatan, kontrak minyak WTI untuk Mei 2020 berakhir pada hari ini. Sementara untuk kontrak Juni, yang lebih aktif diperdagangkan, harga minyak WTI naik 51 sen, atau 2,5%, menjadi US$ 20,94 per barel. Harga minyak telah berada di bawah tekanan karena pembatasan perjalanan dan penguncian untuk menahan penyebaran virus corona membatasi permintaan bahan bakar global. Hal ini membuat pasokan minyak mentah yang cukup sulit untuk menemukan tempat guna menyimpan cadangan dengan permintaan turun 30% di seluruh dunia. Pusat penyimpanan utama AS di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman untuk kontrak WTI AS, diperkirakan akan terisi penuh dalam hitungan minggu. "Dengan pengisian fasilitas penyimpanan cepat, terutama pada titik harga WTI, Cushing, ada kekhawatiran bahwa tidak ada tempat untuk menyimpannya," kata ANZ Research dalam sebuah catatan. Dihadapkan dengan kekenyangan pasokan, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, sepakat untuk memangkas produksi sebesar 9,7 juta barel per hari (bpd) tetapi itu akan berlangsung mulai Mei. "Bahkan perjanjian pasokan OPEC+ kemungkinan tidak akan menghentikan aliran penjualan dalam jangka pendek," tambah ANZ Research. Source : kontan.co.id PT KP PRESS - Kondisi pasar keuangan dalam sepekan terakhir mulai menunjukkan perubahan, seiring dengan kabar ditemukannya calon penawar virus Korona atau Covid-19 yang kini tengah menekan kondisi perekonomian global secara keseluruhan. Saat seperti ini, banyak yang bertanya apakah safe haven masih akan jadi aset yang menarik untuk dilirik investor.
KONTAK PERKASA FUTURES - Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo menilai, emas masih menjadi pilihan utama investor dalam hal aset lindung nilai atau safe haven. "Emas masih punya ruang yang cukup besar untuk naik, dan masih tetap berpotensi untuk mencapai level US$ 2.000 per ons troi," kata Sutopo kepada Kontan, Minggu (19/4). PT KONTAK PERKASA - Sutopo menjelaskan, level US$ 2000 per ons troi sempat hampir disentuh di tahun keemasan pada 2011. Berkaca dari kondisi pekan lalu, di mana harga emas telah menembus level psikologis US$ 1.700 per ons troi, maka bukan hal yang mustahil bagi emas global untuk melanjutkan kenaikannya tahun ini ke level US$ 2.000 per ons troi. PT KONTAK PERKASA FUTURES - "Bisa saja (US$ 2.000 per ons troi tahun ini) jika virus Korona masih belum ada vaksinya dan semakin parah," ujarnya. Tidak dapat dipungkiri, sentimen persebaran virus Korona masih jadi penggerak utama kenaikan harga emas ke depan. Covid-19 telah berdampak luas bagi ekonomi global, di mana banyak bisni mengalami kebangkrutan dan jumlah pengangguran meningkat di tengah ancaman adanya resesi ekonomi. "Satu-satunya tempat investasi paling aman tetap di emas, kedua baru dollar AS," jelasnya. Untuk jangka pendek, Sutopo menjelaskan indeks dollar AS terpantau akan mengalami penguatan terbatas. Sedangkan untuk emas, investor bisa wait and see dan mulai membeli saat harga koreksi di level US$ 1.615 per ons troi. Mengutip Bloomberg pada perdagangan Jumat (17/4) pukul 15.22 WIB harga emas di pasar global spot tercatat turun 1,36% ke level US$ 1.694 per ons troi dari level pembukaan US$ 1.717 per ons troi. Sebelumnya, Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono bahwa harga emas masih akan melanjutkan kenaikannya dan berpotensi bergerak hingga ke level US$ 1.800 per ons troi hingga US$ 1.900 per ons troi tahun ini. Bahkan bukan hal yang mustahil bagi harga emas untuk bergerak naik ataupun turun sebanyak 50-100 poin dalam sepekan. "Tanpa alasan apapun koreksi bisa terjadi, didukung sentimen market. Kalau sebelumnya emas sempat turun karena efek likuidasi, mungkin ke depan bisa terjadi lagi jika kepanikan memuncak kembali, namun itu semua hanya sementara," ujar Wahyu kepada Kontan, Jumat (17/4). Wahyu menekankan tren bullish pada harga emas global masih belum terbendung. Bahkan setelah level US$ 1.700 per ons troi berhasil ditembus, maka level selanjutnya adalah US$ 1.800 per ons troi dan level US$ 1.919 per ons troi kapan saja bisa ditembus, tinggal menunggu waktunya. Source : kontan.co.id PT KP PRESS - Harga emas masih berkilauan usai mencapai rekor tertingginya dalam tujuh tahun. Meski memasuki sore hari ini harga emas cenderung menurun. Mengutip Bloomberg pada Rabu (15/4) pukul 15.21 WIB, harga emas spot turun 0,79 % ke US$ 1.713,36 per ons troi. Sementara harga emas Comex untuk pengiriman Juni 2020 berada di level US$ 1.736,80 per ons troi alias melemah 1,81%.
KONTAK PERKASA FUTURES - Dilansir dari Reuters, harga emas global masih cenderung stabil pada hari ini karena kekhawatiran investor akan kelesuan ekonomi global akibat pandemi virus corona terus meningkat sehingga mendukung pergerakan harga safe-haven. PT KONTAK PERKASA - Di sisi lain, target Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk memulai kembali pada 1 Mei dinilai sejumlah analis sebagai sesuatu yang terlalu optimistis. PT KONTAK PERKASA FUTURES - "Emas telah didorong lebih tinggi oleh sejumlah besar uang yang dipompa bank sentral berbagai negara ke pasar dan paket penyelamatan yang terus diluncurkan masing-masing negara untuk mendukung ekonomi mereka," tulis tim analis Commerzbank. Source : kontan.co.id PT KP PRESS - Harga emas masih berkilauan usai mencapai rekor tertingginya dalam tujuh tahun. Meski pagi ini harga emas cenderung menurun. Mengutip Bloomberg pada Rabu (15/4) pukul 11.06 WIB, harga emas spot turun 0,27% ke US$ 1.722,39 per ons troi.
KONTAK PERKASA FUTURES - Sementara harga emas Comex untuk pengiriman Juni 2020 berada di level US$ 1.754 per ons troi alias melemah 0,86%. Dilansir dari Reuters, harga emas global masih cenderung stabil pada hari ini karena kekhawatiran investor akan kelesuan ekonomi global akibat pandemi virus corona terus meningkat sehingga mendukung pergerakan harga safe-haven. PT KONTAK PERKASA - Di sisi lain, target Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk memulai kembali pada 1 Mei dinilai sejumlah analis sebagai sesuatu yang terlalu optimistis. PT KONTAK PERKASA FUTURES - "Emas telah didorong lebih tinggi oleh sejumlah besar uang yang dipompa bank sentral berbagai negara ke pasar dan paket penyelamatan yang terus diluncurkan masing-masing negara untuk mendukung ekonomi mereka," tulis tim analis Commerzbank. Source : kontan.co.id |
AuthorKontak Perkasa Bandung Archives
February 2022
|