KONTAK PERKASA FUTURES - Apa yang pertama kali terlintas di pikiran saat dengar kata volunteer? Jawabannya bisa ditebak, pasti nggak jauh-jauh dari kata kerja keras. Sebenarnya, sih, nggak salah kalau kita berpikiran kayak gitu. Maklum, buat sebagian besar dari kita, volunteer berarti kerja secara sukarela dengan bayaran nggak seberapa (bahkan nggak dibayar), namun punya job desk yang lumayan berat.
So, nggak salah juga kalau nggak sedikit dari kita bakal langsung mengernyitkan dahi, atau berpikir dua kali saat ditawari untuk menjadi seorang tenaga kerja sukarela. Meski begitu, bukan berarti teman-teman kita nggak ada yang berminat untuk menjadi seorang volunteer di beberapa event berskala kecil bahkan nasional. Nggak percaya? Cynthia Alexandra salah satunya. Bukan satu atau dua kali, terhitung,alumni SMA Bakti Mulya 400 ini sudah enam kali menjadi volunteer di beberapa event berskala nasional. “Kalau nggak salah, sih, gue aktif jadi volunteer dari tahun 2013. Bisa dibilang, volunteer, tuh, gue banget! Hahaha…,” ujar cewek yang akrab disapa Cynthia. Banyak Manfaat Cynthia mengaku, keputusannya untuk menjadi mahasiswa yang rajin jadi volunteer bukan tanpa alasan. Bukan karena ikut-ikutan teman, menurutnya, dengan menjadi salah satu tenaga kerja sukarela, banyak manfaat yang bisa didapatnya. “Dari segi koneksi dan teman jelas bakal bertambah. Soalnya, dengan ikut kegiatan kayak gitu, gue ketemu banyak orang dan itu jelas jadi hal lebih,” lanjut salah satu warga London School of Public Relations (LSPR). Pemilik akun instagram @cyntialexandra ini menambahkan bahwa dengan mengikuti kegiatan seperti ini, bertujuan untuk mengasah kemampuan bersosialisasi para remaja.Alasannya, jadi volunteer, bikin kita bisa ketemu banyak orang dari berbagai latar belakang bahkan sampai jabatan dan status sosial. Cynthia nggak sendirian. Meliani Ardhalla juga salah satu teman kita yang cukup sering mencantumkan namanya sebagai tenaga kerja sukarela. Buktinya, doi udah ikut serta dalam dua kali penyelenggaraan acara besar majalah kesayangan kamu ini, HAI DAY, di tahun 2014 dan 2015. Menurutnya, dengan sukarela mengikuti acara di luar kampus, membuat dirinya nggak cuma dapat teman. “Salah satu keuntungan kita jadi volunteer adalah untuk melatih kita bekerja di bawah tekanan. Iyalah, soalnya, sebagai tenaga kerja sukarela, kita harus sigap saat bertugas. Harus cepat dan bisa mengerjakan itu semua di bawah tekanan. Ya, itung-itung latihan atau simulasi sebelum masuk dunia kerja beneran,” lanjut cewek yang akrab disapa Lala. Nabung Poin “Dengan aktif berkegiatan di dalam dan luar kampus, mahasiswa bisa melatih soft skill-nya. Jadi, mereka sudah terbiasa kerja dan bisa diajak bekerja sama,” ujar Ir. Andrey Andoko, M.Sc, Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Yap, banyaknya gelombang teman-teman kita yang tertarik untuk menjadi volunteer di beberapa kegiatan di luar kampus bukan tanpa alasan. Selain untuk berkenalan dengan orang baru, nyatanya kampus juga berperan sebagai salah satu faktor kenapa teman-teman kita ini mau menjadi seorang tenaga kerja sukarela. Soalnya, dua sampai tiga tahun belakangan ini, beberapa kampus di Indonesia menerapkan kebijakan yang berhubungan dengan hal ini. Di Prasetiya Mulya (Prasmul) contohnya. Kampus bisnis ini menerapkan sebuah kebijakan bernama Career Point. Lewat kebijakan ini, para mahasiswa diajak untuk aktif dalam kegiatan organisasi non akademik, di antaranya kegiatan kepanitiaan, perlombaan, sampai seminar. “Jadi, Career Point (CP) itu bisa dibilang sebagai salah satu syarat kelulusan buat di kampus. Nah, tiap mahasiswa, harus punya tabungan CP mencapai 70 poin yang bisa didapat dari berbagai kegiatan,” ujar Jessica, mahasiswa semester 1 Prasmul. Nggak cuma Prasmul, Universitas Bina Nusantara (Binus) juga menerapkan hal yang serupa. Menurut Lala, tiap mahasiswa di Binus juga wajib mengumpulkan minimal 120 poin yang didapatnya dari kegiatan baik di dalam atau luar kampus. Nah, semakin bergengsi acaranya, maka poin yang didapat akan lebih besar. “Kita diminta untuk mengikuti beragam kegiatan, baik yang nasional atau internasional. Nah, kalau di Binus, sertifikat nasional punya poin yang lebih besar dari pada nasional. Menurut gue, penting banget, sih, kita untuk ikut di kegiatan-kegiatan dengan menjadi volunteer,” timpal Lala. Setuju dengan pendapat Lala, Pak Andrey menambahkan bahwa dengan menjadi volunteer, kita bisa mendapatkan ilmu yang nggak kita dapat saat duduk di bangku kuliah. “Di kuliah dapat teori, di luar kita tahu prakteknya. Soalnya, ilmu, tuh, nggak cuma didapat dari bangku kuliah aja,” tutup Pak Andrey santai. Setuju! Source : hai-online.com
0 Comments
Your comment will be posted after it is approved.
Leave a Reply. |
AuthorKontak Perkasa Bandung Archives
February 2022
|