PT KP PRESS - Tekanan akibat potensi resesi akibat pandemi virus corona masih akan menghantui komoditas energi di tahun ini. Karena itu, penting bagi komoditas energi melakukan pengurang produksi agar harga tak jatuh terlalu dalam, mengingat permintaan juga sedang berkurang drastis. Menurut Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono, jika kondisi tersebut dapat dilakukan maka supply demand diyakini bisa kembali stabil.
KONTAK PERKASA FUTURES - Meskipun begitu, dia mengakui dari sisi harga saat ini masih cenderung melemah karena, permintaan global tengah memburuk kepada hampir semua komoditas. Wahyu menghitung, pergerakan harga minyak mentah akan berada di kisaran US$ 10 hingga US$ 40 per barel. Bahkan, teritori negatif masih memungkinkan untuk kembali terjadi. Sementara itu, untuk harga batubara diperkirakan bakal bergerak di rentng US$ 30 per ton hingga US$ 70 per ton, di mana level US$ 50 per ton masih menjadi harga gravitasional bagi si hitam. PT KONTAK PERKASA - Untuk CPO, pergerakan harganya diprediksi berada di kisaran RM 1.700 per ton hingga RM 2.500 per ton, dengan harga gravitasional di level RM 2.200 per ton. Adapun untuk gas alam diprediksi bergerak di level US$ 1,3 per mmbtu hingga US$ 2,1 per mmbtu. Murahnya harga beberapa komoditas energi saat ini, dinilai Wahyu jadi momentum yang dimanfaatkan negara superpower seperti China dan Amerika Serikat (AS) untuk melakukan penimbunan pasokan. Apalagi, untuk minyak dan batubara. PT KONTAK PERKASA FUTURES - Wahyu juga mencium adanya unsur politik pada pergerakan harga komoditas saat ini, sehingga direspon dengan aksi beli. "Untuk CPO tidak terlalu strategis, sehingga semua bergantung kepada solusi ekonomi global dan juga kepada Malaysia dan Indonesia sebagai major produsennya. Ini lebih kepada balancing supply demand nantinya," pungkas dia. Source : kontan.co.id
0 Comments
Your comment will be posted after it is approved.
Leave a Reply. |
AuthorKontak Perkasa Bandung Archives
February 2022
|